Tidak hanya widji thukul korban hilang pada kerusuhan mei 1998 Diantara beberapa aktivis yang hilang adalah :
Dedy Umar (Hilang pada 29 Mei 1998) terakhir terlihat di Tebet, Jakarta Selatan.Herman Hendrawan (Hilang pada 12 Maret 1998) terakhir terlihat di gedung YLBHI.
Hendra (Hilang pada 14 Mei 1998) terakhir terlihat di Glodok Plaza, Jakarta Pusat.
Ismail (Hilang pada 29 Mei 1997) terakhir terlihat di Tebet, Jakarta Selatan
Yusuf (Hilang pada 7 Mei 1997) terakhir terlihat di Tebet, Jakarta Selatan
Nova Al Katiri (Hilang pada 7 Mei 1997) terakhir terlihat di Jakarta
Petrus Bima (Hilang pada 1 April 1998) terakhir terlihat di Grogol, Jakarta Barat
Sony (Hilang pada 26 April 1997) terakhir terlihat di Kelapa Gading, Jakarta Utara
Suyat (Hilang pada 13 Februari 1998) terakhir terlihat di Solo, Jawa Tengah
Ucok (Hilang pada 14 Mei 1998) terakhir terlihat di Ciputat, Tanggarang Selatan
Yani Afri (Hilang pada 26 April 1997) terakhir terlihat di Kelapa Gading, Jakarta Utara
Yadin Muhidin (Hilang pada 14 Mei 1998) terakhir terlihat di Sunter Agung, Jakarta Utara
Refresnsi ArtikelUntuk mengenang dan menuntut keadilan atas hilang nya korban tragedi kerusuhan orde baru pada keluarga korban membentuk sebuah alisansi “AKSI KAMISAN” yang dimulai sejak 18 januari 2007 untuk mempertanyakan korban masih hidup atau sudah di hilangkan nyawanya. koban tragedi terdiri dari Korban65, Korban Tragedi Trisakti dan semanggi 98. “AKSI KAMISAN” dilaksanakan setiap hari kamis pukul 16.00 hingga 17.00 WIB di depan istana presiden dengan atribut berpakaian serba hitam menjadi simbol berduka untuk korban tragedi.
Kesimpulan
Peristiwa penghilangan mahasiswa pada masa Orde Baru merupakan salah satu catatan kelam dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Pada periode ini, banyak aktivis mahasiswa yang berani bersuara dan menentang kebijakan otoriter pemerintahan, memperjuangkan demokrasi, serta menuntut perbaikan kondisi sosial dan politik. Sebagai bentuk respons represif, pemerintah Orde Baru melakukan penangkapan, penculikan, dan penghilangan paksa terhadap sejumlah mahasiswa dan aktivis. Peristiwa ini terjadi terutama menjelang akhir kekuasaan Orde Baru pada tahun 1997-1998, saat gerakan pro-demokrasi semakin kuat. Mahasiswa yang hilang diduga mengalami penyiksaan dan intimidasi, dengan beberapa di antaranya tak pernah kembali atau ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Hingga kini, keluarga korban dan masyarakat masih mencari keadilan dan kebenaran mengenai nasib mereka yang hilang. Peristiwa ini menjadi pengingat akan bahaya otoritarianisme dan pentingnya menegakkan hak asasi manusia. Hingga saat ini, perjuangan untuk mengungkap kebenaran dan membawa keadilan bagi para korban serta keluarga mereka masih berlanjut.Baca Juga Artikel Lainnya
Pentingnya Pendidikan Anak Di Usia Dini
Trend Nongkrong Di Kalangan Gen Z Berdampak Positif Untuk Masyarakat
PHBS Dalam Keluarga
🫡